Senin, 05 Juli 2010

KMP Rokatenda Nyaris Tenggelam

SENIN, 05 JUL 2010
Dihantam Gelombang di Selat Pukuafu

KUPANG, Timex--Salah satu armada kapal ferry milik PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang, KMP Rokatenda terpaksa harus memutar haluan untuk kembali berlabuh di dermaga ferry Bolok karena dihantam gelombang dan angin kencang di Selat Pukuafu. 

Kapal yang mengangkut ratusan penumpang dan kendaraan itu memutar haluan setelah berlayar selama dua jam menuju Rote, Minggu (4/7) kemarin. Hal ini disebabkan oleh kondisi laut di perairan Timor yang kembali mengganas beberapa hari belakangan. Angin kencang dari arah timur disertai gelombang terus menghantam laut daerah ini.

Beberapa penumpang dan sopir yang ditemui di pelabuhan itu mengakui adanya peristiwa tersebut. Salah satu penumpang, Kornelis Pah kepada Timor Express menjelaskan, setelah berlayar selama sekira dua jam, pihak pengelola kapal mengumumkan akan memutar haluan kembali ke Bolok, karena kondisi laut dan cuaca tidak memungkinkan. 

"Kita sudah sampai di ujung Air Cina situ, tapi karena gelombang besar, jadi tidak bisa lewat. Memang sudah sekitar dua jam tapi baru di situ karna ada yang bilang hanya satu mesin saja yang hidup. Jadi lama sekali. Soalnya biasa kalau sudah dua jam berarti sudah lewat Lolok," kisah Kornelis. 

Saat kapal hendak memutar haluan kata Kornelis, hantaman gelombang datang bertubi-tubi sehingga kapal tersebut oleng dan nyaris tenggelam. Suasana mulai gaduh karena sebagian penumpang berusaha naik ke dek atas. "Waktu mau putar itu hampir tenggelam. Soalnya kapal su... miring sekali," ujar Korlnelis yang mengaku pihak ASDP mengumkan, tiketnya akan digunakan lagi jika ada pelayaran hari ini.

Sementara beberapa sopir truk yang ditemui mengaku pasrah dengan kondisi alam yang tidak memungkinkan itu. Namun mereka juga merasa sedikit kecewa dengan pelayanan pihak ASDP yang terkesan tidak serius. Salah satu sopir truk Melky Halla misalnya, mengaku kondisi laut bukan tidak memungkinkan, namun pihaknya menuding persoalan mesin kapal yang menjadi alasan kembalinya kapal tersebut. "Kita bisa liat sendiri, kalau dua mesin yang hidup maka semburan air di belakang itu dua, tapi tadi itu hanya satu saja, jadi jalannya pelan sekali. Na kalau begitu pasti ada gelombang kecil sa ju tidak bisa lewat," kata Melky dengan logat Rote yang mengaku sering pergi pulang Rote dua kali seminggu itu.

Diungkapkan Melky, kapal yang ditumpanginya itu mengangkut ratusan penumpang, tujuh truk serta lima mobil sedang, dan puluhan kendaraan roda dua. Hal ini lanjut Melky bukan menjadi alasan kelebiahn muatan. Selain itu, Melky juga menguraikan, dirinya bersama beberapa temannya telah tertahan selama tiga hari di pelabuhan tersebut bersama truk yang mengangkut bahan bangunan tersebut. Dikatakan lagi, persoalan cuaca bukan menjadi alasan utama. Pasalnya, pelayaran ke daerah lain hingga kemarin tidak ada yang tertunda. 

Sehingga dia lebih mencurigai adanya kerusakan mesin yang menjadi penyebab. "Sebenarnya kemarin (Sabtu-red) itu ada pengumuman bilang kapal ke Rote akan berangkat jam 05:00 pagi, karena gelombang. Tapi malah tadi kita berangkat sudah jam 9 lewat. Jadi kita liat mereka hanya mau kasi senang kita saja karna kita sudah tiga hari di sini," ungkap Melky.

Sementara Manajer Operasi PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang, Arnold Yansen membantah terjadi kerusakan mesin pada KMP Rokatenda. Menurut Yansen, kembalinya kapal tersebut disebabkan tingginya gelombang dan angin kencang di seputaran laut Lolok. "Tidak rusak, tadi kita jalan baik-baik, tapi memang kita pertimbangkan keselamatan, sehingga saya perintahkan untuk memutar haluan. Kalau saya mau jujur, ASDP tidak mau rugi, tapi memang kondisinya seperti itu, dan tadi itu kita sudah rugi puluhan juta itu," tandas Yansen.

Menyangkut faktor keterlambatan, Yansen kembali membantah, jika kapal tersebut berangkat sekira pukul 09.00 Wita. Menurut dia, KMP. Rokatenda bertolak dari dermaga Bolok pukul 08.00 pag, dan kembali sekira pukul 11.30 Wita siang. "Bukan masalah waktunya, tapi kita tetap pertimbangkan keselamatan penumpang, bukan kita mau dengar perintah penumpang, karena ada informasi di internet bahwa hari ini gelombang masih sekitar tiga sampai empat meter," tegasnya lagi.

Terkait pelayaran lain, Yansen menguraikan tidak terjadi pembatalan maupun penundaan. "Hari ini ada yang berangkat ke Larantuka, besok ke Ende, dan Sumba serta Alor juga tidak ada yang batal. Sedangkan untuk Rote, kita rencanakan besok pagi kita berangkat lebih awal untuk menghindari gelombang," pungkas Yansen.

Pantauan koran ini, para penumpang yang akan berangkat menuju Larantuka terus berdatangan. Sementara beberapa truk penngangkut bahan bangunan yang baru saja kembali karena dihantam gelombang terparkir di sisi kiri jalan menuju pelabuhan. 

Di dalam terminal keberangkatan terdapat beberapa penumpang tujuan Rote yang telah bermalam selama tiga malam di dalam ruang terbuka tersebut menggunakan peralatan tidur seadanya. (mg-9)